Saya punya teman muslim yang pernah mati suri. Di alam sana yang ditemuinya adalah lafal Allah yang bercahaya sebelum akhirnya dia hidup lagi. Ada juga orang Kristen yang mati suri. Di alam sana dia merasa bertemu dengan Yesus sebelum kemudian bangkit lagi. Ada juga orang beragama Buddha yang mati suri. Sebelum hidup lagi dia merasa yakin dirinya bertemu dan ditolong oleh Sang Buddha. Dan sebagainya.
Nah kalo sudah gini apa masih perlu kita berdebat atau bahkan berseteru dan saling bunuh soal agama lagi? Mati saja kita sama-sama belum pernah ngrasain kok sudah yakin betul bahwa jalan kita adalah satu-satunya jalan sedang jalan yang lain salah dan sesat semuanya. Jangan mencubit kalo tidak ingin dicubit. Jangan menghina agama orang lain kalo agamamu tidak ingin dihina orang lain. Hargailah agama orang lain sebagaimana engkau menghormati agamamu sendiri.
Saat kita bisa melihat kekonyolan dalam ajaran agama orang lain maka percayalah bahwa sesungguhnya orang lainpun juga bisa melihat kekonyolan yang ada dan terjadi dalam agama kita. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Semua punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Itulah perlunya toleransi dan saling menghargai. Jangan ada lagi “Aksi Damai Menolak Pembangunan Gereja” seperti yang terjadi kemarin. Itu adalah tindakan yang paling bodoh, konyol, primitif dan memalukan. Mana ada “aksi damai” yang dilakukan oleh orang yang hatinya tak pernah damai? Mana ada slogan “agama damai” jika yang dipertunjukkan dan dipertontonkan selalu adalah “agama ramai”?
Soal fenomena yang ditemui setelah mati memang sangat beragam. Semua tergantung keyakinan, keterkondisian pikiran bawah sadar, perilaku saat hidup di dunia, kejiwaan serta kondisi batin orang yang bersangkutan. Adapun “sosok” yang ditemuipun juga bisa beragam. Bisa jadi itu adalah “bentuk pikiran” (though form) kita sendiri, makhluk-makhluk lain, roh-roh alam berhati baik, malaikat ataupun invisible helper (penolong tersembunyi) yang sedang berusaha menolong dan membantu menunjukkan jalan pada kita, matriks dari Diri Yang Lebih Tinggi (Higher Self / Monad), Para Guru Gaib yang bekerja tulus demi perkembangan jiwa umat manusia ataupun 1001 kemungkinan lainnya. Meskipun demikian semuanya tidak terlepas dari Hukum Sebab-Akibat yang menjadi instrumen dari berlakunya Hukum Kasih dan Keadilan Tuhan demi kebaikan seluruh makhluk di seluruh dimensi alam semesta, baik yang nyata maupun yang tak nyata, baik yang termanifestasi maupun yang tak termanifestasi.
Intinya jadikan agamamu sendiri sebagai bekal dan jalan untuk menemukan Diri Sejati, kedamaian, kebahagiaan, kebijaksanaan dan welas asih. Hormatilah proses batin dan agama orang lain karena sesungguhnya setiap orang hanya akan menempuh jalan yang paling sesuai dengan dirinya sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan jiwanya masing-masing dalam kehidupan saat ini. Jangan jadikan agama sebagai alat untuk menjatuhkan lawan politik dan bersaing secara tidak jujur dan tidak sehat. Jangan jadikan agama sebagai komoditi dan barang dagangan untuk meraih kekuasaan dan kekayaan duniawi semata.
Kita semua hanyalah “kumpulan orang buta yang sedang mencari dan meraba di dalam gelap”. Tapi asalkan kita bersikap tulus, tekun dan lurus maka pasti kita akan berhasil menemukan jalan. Selama kita selaras dan tidak mengingkari akal sehat dan hati nurani sendiri serta nilai-nilai kemanusiaan universal maka itu saja sudah menjadi bekal yang cukup. Tuhan begitu Maha Besar sehingga kemanapun kita mencariNya pasti akan ketemu karena sesungguhnya semua ini adalah bagian dari Kuasa dan Kasih Sayang-Nya semata, bahkan yang menurut kita paling hina dan paling kecil sekalipun.....
Salam Sadar
Semoga seluruh makhluk berbahagia.....
Semoga setiap insan sadar akan Sifat Sejatinya...
Sumber : akun facebook muhammad zazuli
Nah kalo sudah gini apa masih perlu kita berdebat atau bahkan berseteru dan saling bunuh soal agama lagi? Mati saja kita sama-sama belum pernah ngrasain kok sudah yakin betul bahwa jalan kita adalah satu-satunya jalan sedang jalan yang lain salah dan sesat semuanya. Jangan mencubit kalo tidak ingin dicubit. Jangan menghina agama orang lain kalo agamamu tidak ingin dihina orang lain. Hargailah agama orang lain sebagaimana engkau menghormati agamamu sendiri.
Saat kita bisa melihat kekonyolan dalam ajaran agama orang lain maka percayalah bahwa sesungguhnya orang lainpun juga bisa melihat kekonyolan yang ada dan terjadi dalam agama kita. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Semua punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Itulah perlunya toleransi dan saling menghargai. Jangan ada lagi “Aksi Damai Menolak Pembangunan Gereja” seperti yang terjadi kemarin. Itu adalah tindakan yang paling bodoh, konyol, primitif dan memalukan. Mana ada “aksi damai” yang dilakukan oleh orang yang hatinya tak pernah damai? Mana ada slogan “agama damai” jika yang dipertunjukkan dan dipertontonkan selalu adalah “agama ramai”?
Soal fenomena yang ditemui setelah mati memang sangat beragam. Semua tergantung keyakinan, keterkondisian pikiran bawah sadar, perilaku saat hidup di dunia, kejiwaan serta kondisi batin orang yang bersangkutan. Adapun “sosok” yang ditemuipun juga bisa beragam. Bisa jadi itu adalah “bentuk pikiran” (though form) kita sendiri, makhluk-makhluk lain, roh-roh alam berhati baik, malaikat ataupun invisible helper (penolong tersembunyi) yang sedang berusaha menolong dan membantu menunjukkan jalan pada kita, matriks dari Diri Yang Lebih Tinggi (Higher Self / Monad), Para Guru Gaib yang bekerja tulus demi perkembangan jiwa umat manusia ataupun 1001 kemungkinan lainnya. Meskipun demikian semuanya tidak terlepas dari Hukum Sebab-Akibat yang menjadi instrumen dari berlakunya Hukum Kasih dan Keadilan Tuhan demi kebaikan seluruh makhluk di seluruh dimensi alam semesta, baik yang nyata maupun yang tak nyata, baik yang termanifestasi maupun yang tak termanifestasi.
Intinya jadikan agamamu sendiri sebagai bekal dan jalan untuk menemukan Diri Sejati, kedamaian, kebahagiaan, kebijaksanaan dan welas asih. Hormatilah proses batin dan agama orang lain karena sesungguhnya setiap orang hanya akan menempuh jalan yang paling sesuai dengan dirinya sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan jiwanya masing-masing dalam kehidupan saat ini. Jangan jadikan agama sebagai alat untuk menjatuhkan lawan politik dan bersaing secara tidak jujur dan tidak sehat. Jangan jadikan agama sebagai komoditi dan barang dagangan untuk meraih kekuasaan dan kekayaan duniawi semata.
Kita semua hanyalah “kumpulan orang buta yang sedang mencari dan meraba di dalam gelap”. Tapi asalkan kita bersikap tulus, tekun dan lurus maka pasti kita akan berhasil menemukan jalan. Selama kita selaras dan tidak mengingkari akal sehat dan hati nurani sendiri serta nilai-nilai kemanusiaan universal maka itu saja sudah menjadi bekal yang cukup. Tuhan begitu Maha Besar sehingga kemanapun kita mencariNya pasti akan ketemu karena sesungguhnya semua ini adalah bagian dari Kuasa dan Kasih Sayang-Nya semata, bahkan yang menurut kita paling hina dan paling kecil sekalipun.....
Salam Sadar
Semoga seluruh makhluk berbahagia.....
Semoga setiap insan sadar akan Sifat Sejatinya...
Sumber : akun facebook muhammad zazuli
No comments:
Post a Comment